Senin, 09 Juli 2012

Sejarah Sumpah Pemuda

 Sumpah Pemuda pada tahun 1926, berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan mengadakan Kongres Pemuda I di Batavia (Jakarta Sekarang), diantaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, dan Jong Minahasa. Kongres ini bertujuan menjadikan semua organisasi pemuda sebagai pelopor persatuan Indonesia. Namun, tujuan itu belum dapat terwujud. Setahun kemudian semangat persatuan kembali berkobar akibat ditangkapnya empat pemimpin Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda, yaitu Mohammad Hatta, M. Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo, dan Abdullah Majis Joyodiningrat. Pada tahun itu juga Belanda membuang Dr. Cipto Mangunkusumo, seorang pejuang persatuan terkemuka, ke Banda Neira, Maluku. Organisasi pemuda segera membentuk federasi Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Disiapkanlah suatu kongres yang bertujuan membahas upaya mempersatukan pemuda Indonesia. Belanda berusaha membatalkannya, tetapi gagal. Pada tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diselenggarakan di Wisma Indonesia. Dalam kongres ini dicetuskan tekad persatuan bangsa Indonesia, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Pada saat itu juga diperdengarkan lagu Indonesia Raya yang kemudian menjadi lagu kebangsaan. Tanggal 28 Oktober kemudian diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda.


Museum Sumpah Pemuda



Gedung tua dan bersejarah ini dahulu bernama Wisma Indonesia, terletak di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat. Gedung ini antara lain memiliki koleksi sejarah, mata uang atau tanda jasa, pustaka, dan benda-benda dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

Sumber: Buku Bahasa Indonesia Penerbit Yudhistira Penulis Pardjimin, S.Pd.